07 Januari 2010

Bermain

Siang itu saya agak terganggu oleh suara berisik anak-anak di depan rumah. Sekilas dari jendela terlihat si bungsu sedang bermain dengan temannya. Sedang apa mereka? Hanya berdua saja kok suaranya sampai sedemikan berisiknya.

Lama kelamaan tingkah mereka berdua menarik perhatian saya. Kemudian saya berjalan mendekati jendela kamar, duduk dengan enak di atas tempat tidur, lalu menonton ’pertunjukan’ mereka dari balik jendela. Menyimak dan menikmati apa saja yang mereka lakukan.

Tidak terasa 15 menit telah berlalu. Saya benar-benar ikut merasa senang melihat mereka bersenang-senang. Rasanya seperti kembali ke masa kecil dulu. Tertawa-tawa oleh lelucon yang tidak lucu, marah-marah karena merasa dicurangi, tersenyum culas ketika berhasil berbuat curang tanpa diketahui, hehe... menyenangkan sekali.

Dari 15 menit itu saja saya sudah dapat menemukan banyak pelajaran berharga. Jika bisa saya sebutkan satu persatu, antara lain:
  • Kemampuan berbicara. Seorang anak harus bisa berbicara dengan baik agar temannya mengerti apa yang dia maksudkan. Cara berbicaranya juga harus menyenangkan, tidak memaksakan kehendak, tidak bertele-tele, kalau perlu sesekali diberi cerita lucu. Jika salah seorang bercerita lucu, yang lain juga terpancing untuk bercerita lucu. Jika memang lucu mereka tertawa lepas, jika sebaliknya mereka bersama-sama berteriak ,“Huuuu.....!!“. Ekspresi mereka jujur, tidak basa-basi.
  • Kemampuan mendengarkan. Ketika satu orang sedang berbicara, yang lainnya mendengarkan, berusaha menangkap inti/isi pembicaraan. Namanya juga anak-anak, sesekali ada juga yang berusaha menyerobot pembicaraan, tidak sabar menunggu temannya selesai bicara.
  • Bekerja sama. Ada kalanya mereka harus bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya bekerja sama untuk memetik jambu atau mencuri rambutan hehe... Untuk kasus mencuri ini juga pelajaran berharga lho, bukan cuma perbuatan yang baik-baik saja.
  • Bersikap adil. Jambu atau rambutan yang berhasil mereka dapatkan harus dibagi rata, adil. Tidak ada yang merasa bahwa tugasnya lebih berat dari yang lain sehingga menuntut bagian lebih banyak.
  • Membuat aturan dan disepakati bersama. Sebelum memulai permainan tertentu ada kalanya mereka berkompromi tentang aturan mainnya. Setelah sepakat, permainan dimulai. Sesekali memang ada yang mencoba berbuat curang, tapi dengan cara khas mereka mengatasi persoalan, permainan dapat kembali berjalan damai.
  • Bersikap sportif. Pada permainan ’lomba memanjat’ satu orang memanjat dan yang lain menghitung. Saling percaya. Sampai hitungan berapa lawan mencapai ketinggian yang sudah disepakati. Jika kalah mereka akan berusaha, terus dan terus berusaha. Dan perlombaan ini berakhir ketika keduanya sudah benar-benar loyo karena beberapa kali harus naik turun pohon untuk memecahkan rekor.
  • Menguasai ketrampilan khusus. Dari beberapa permainan yang mereka lakukan, mereka kemudian menguasai ketrampilan tertentu. Contohnya ketrampilan memanjat pohon, ketrampilan bersepeda, ketrampilan berkelit dari kejaran, dan ada pula ketrampilan berlari kencang…

Bayangkan, dalam waktu 15 menit saja mereka sudah mempelajari dan mendapatkan begitu banyak pelajaran dan ketrampilan berharga. Bisakah kita mengajarkan semua itu hanya dengan berkata-kata?

Saya jadi berpikir, apakah sudah tepat jika ada*) orang tua yang tidak mengijinkan anak-anaknya bermain dengan teman-temannya di luar rumah? Membiarkan anak-anak mereka diam di rumah dan asyik bergaul dengan benda-benda bernama TV, PS, HP, dan komputer.

Catatan :
Sekarang begitu banyak orang tidak punya ketrampilan berbicara atau mengemukakan pendapat. Bicara ngalor ngidul tapi tidak ada isinya. Sebaliknya ada pula orang yang tidak bisa mendengarkan. Yaitu tidak mau mendengarkan orang lain bicara atau tidak bisa menangkap isi pembicaraan orang lain. Belum lagi persoalan bekerja sama, besikap adil, konsisten, dan sportif. Jauh...


Keterangan :
*)Ada berarti minimal satu orang dan saya pernah mendengar beliau (teman saya) berpendapat begitu. Siapa ? Ada lah…

2 komentar:

  1. membiarkan bermain diluar dengan anak sebaya yang lain melatih sosialisasi, kalau hanya terus bermain sendiri di dalam rumah gak akan terasah jiwa sosialnya. (mungkin)

    BalasHapus
  2. Ya memang... kalau di rumah terus, gimana bisa berlatih menghadapi orang lain?
    Intinya, bermain dengan teman itu penting. Setuju? hehe...

    BalasHapus